Selasa, 07 Januari 2014

Dan Hujan, Aku Merindukanmu :)







hey, kamu !
selamat menikmati hujan ..
hujan yang selalu membawa cerita untuk kita

kamu ingat ?
kita sering menerobos hujan, kalau sedang naik motor kesayanganmu
karena hujan kita jadi memakai jas hujan yang kebesaran itu
sering menunggu hujan reda dengan berteduh berdua
sering memanfaatkan hujan hanya untuk sekedar berbagi kehangatan
dan masih ingatkah kamu ?
kita pernah bertengkar di bawah hujan..
lucu ya ...

ah... aku selalu suka hujan
karena lewat hujan, aku bisa mengenang cerita kita ...
kamu suka hujan, Sayang ?

Download Bahan Ajar Hakikat Ilmu Kimia

Untuk pertama kali, kebanyakan orang akan beranggapan bahwa kimia itu beracun, berbahaya, mematikan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, tidaklah demikian. lmu kimia dipelajari untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, menjadikan materi-materi yang dianugerahkan Tuhan menjadi lebih berguna. Dengan ilmu kimia pula kita mengetahui materi-materi yang berbahaya sehingga dapat memperlakukannya dengan lebih bijaksana. Pada hakikatnya, ilmu kimia dapat sebagai produk, proses, dan sikap. Perlu cara yang tepat untuk membelajarkan ini kepada siswa. Berikut ini bahan ajar Hakikat Ilmu Kimia.
Click here for download .
Semoga bermanfaat :)

Makalah Anorganik Alkali




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA terdiri Hidrogen (H), litium(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr). Kecuali Hidrogen, unsure-unsur dalam golongan ini lebih dikenal dengan istilah  logam alkali. Dinamakan logam karena memiliki sifat-sifat logam seperti mempunyai permukaan mengkilap serta mempunyai daya hantar panas dan listrik yang baik. Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa hidroksida yang bersifat alkali atau basa.
Dua jenis sifat dihubungkan dengan keadaan logam. Sifat kimia, termasuk kemampuan untuk membentuk senyawa ionic dengan unsure bukan logam, dihubungkan dengan  sifat-sifat atom  seperti energi ionisasi yang rendah dan elektronegativitas yang rendah. Sifat fisik, mencakup kekerasan, titik cair, dan kemampuan untuk menghantar panas dan listrik, merupakan cerminan ikatan logam.
Atom-atom golongan IA, yang mempunyai electron valensi tunggal yang agak mudah lepas, menunjukkan sifat kimia logam dengan  tingkat tertinggi. Pada saat yang sama, karena ukuran yang besar dan jumlah electron valensi yang terbatas, ikatan antara atom-atom logam alkali tidak sekuat ikatan dalam logam pada umumnya, yang menjadi penyebab nilai rapatan, titik cair, dan kekerasan yang rendah.
Untuk lebih memperjelas ulasan tentang sifat-sifat alkali secara umum yaitu sifat fisika maupun sifat kimia dan juga akan mengenai cara isolasi alkali dari sumbernya, kelimpahan alkali di alam, senyawaan alkali dan jenis ikatan yang terbentuk serta perananya dalam kehidupan, maka dibuatlah makalah ini.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Darimana  sumber dan kelimpahan unsur alkali di alam?
b.      Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali?
c.       Bagaimana cara isolasi atau pembuatan logam alkali?
d.      Bagaimana senyawaan dan reaksi logam alkali terbentuk?
e.       Bagaimana jenis ikatan logam alkali yang terbentuk?

1.3   Tujuan
a.       Untuk mengetahui sumber dan kelimpahan unsur alkali di alam.
b.      Untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali.
c.       Untuk mengetahui cara isolasi atau pembuatan logam alkali.
d.      Untuk mengetahui senyawaan dan reaksi logam alkali terbentuk.
e.       Untuk mengetahui jenis ikatan logam alkaki yang terbentuk.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sumber dan Kelimpahan di Alam
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.
Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali
Unsur
Sumber Utama
Litium
Spodumen, LiAl(Si2O6)
Natrium
NaCl
Kalium
KCl
Rubidium
Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
Cesium
Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O
Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama. Mineral Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.

Keberadaan Logam Alkali di Bumi
·         Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan komponen dari tumbuh-tumbuhan.
·         Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
·         Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac dengan waktu  21 menit. 
Keberadaan di alam
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa natrium dan kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat radioaktif dengan waktu  21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang terlarut. Konsentrasi ion Na+ pada air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga dibeberapa daerah sebagai mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa NaCl, natrium tersebar di kulit bumi sebagai natron (Na2C03.10H20), kriolit (Na3AlF6), sendawa chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks (Na2B4O7.1OH2).
Kalium terdapat dikulit bumi sebagai mineral silvit (KCl), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O), sendawa (KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Dalam tumbuh-tumbuhan, kalium banyak terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat. Natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada tubuh makhluk hidup. Pada tubuh manusia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam menghantarkan konduksi saraf, serta dalam memelihara keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada tumbuh-tumbuhan, ion K+ jauh lebih penting dari pada ion Na+, sebab ion K+ merupakan zat esensial untuk pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif lebih banyak daripada sesium dan rubidium.

2.2  Sifat Fisika dan Sifat Kimia
a.       Sifat Fisika
Unsur-unsur golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Contohnya logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama dengan daya hantar logam murni.
Perhatikan sifat-sifat fisika unsur-unsur alkali dalam Tabel 4.1.http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/10-Sifat-Fisika-dan-KimiaUnsur-Unsur-2.png
b.      Sifat Kimia
Sifat kimia unsur-unsur alkali, adalah seperti berikut.
1.      Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain karena mereka mudah melepaskan elektron terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu, unsur ini biasanya disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif (positif satu).

Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan beberapa unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida. Litium bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida (Li3N). Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Beberapa Reaksi Logam Alkali
 Reaksi Umum                                            Keterangan
4M(s) + O2(g) ->2M2O(s)

2M(s) + O2(g) ->M2O2(s)
2M(s) + X2(g) ->2MX(s)
2M(s) + S(g) ->M2S(s)
2M(s) + 2H2O(g) ->2MOH(aq) + H2(g)
2M(s) + H2(g) ->2MNH2(s) + H2(g)
6M(s) + N2(g) -> 2M3N(s)
 jumlah oksigen terbatas dipanaskan di udara dengan oksigen berlebihan.
Logam K dapat membentuk superoksida (KO2).
X adalah F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali Li
dengan katalisator hanya Li yang dapat bereaksi
gas H2 kering (bebas air) reaksi dengan asam (H+) dahsyat

Logam alkali dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk senyawa amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + ½ H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api di atas permukaan air.

Dalam amonia yang sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang tersolvasi (larutan elektron).
2.      Sifat Logam
Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat ini terkait dengan kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron.

3.      Energi Ionisasi
Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas. Energi ionisasi dalam satu golongan berhubungan erat dengan jari-jari atom. Jari-jari atom pada golongan alkali dari Li ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin besar jari-jari atom, maka daya tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin kecil. Sehingga energi ionisasinya pun semakin kecil. Pada logam alkali yang memiliki satu elektron valensi ia akan lebih mudah membentuk ion positif agar stabil dengan melepas satu elektron tersebut. Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K manjadi K+ dan yang lainnya.
Jari-jari ionnya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya, karena ion logam alkali membentuk ion positif. Ion positif mempunyai jumlah elektron yang lebih sedikit dibandingkan atomnya. Berkurangnya jumlah elektron menyebabkan daya tarik inti terhadap lintasan elektron yang paling luar menjadi lebih kuat sehingga lintasan elektron lebih tertarik ke arah inti.
c.       Warna Nyala
Logam-logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah), Na (kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu).

d.      Kelarutan Garam Alkali
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebgai pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium halide. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi hidrasi kation dan anion bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.


e.       Sifat Asam & Sifat Basa
Senyawa LiCl memiliki kekuatan ikatan ion lebih lemah dibanding NaCl, apalagi KCl yang ikatan ionnya lebih kuat. Oleh karena itu dikatakan sifat ion LiCl lemah. Hal ini disebabkan letak pasangan elektron ikatan (PEI) pada LiCl sedikit lebih menjauhi Cl dibanding pada NaCl. Untuk KCl PEInya lebih rapat ke arah Cl. Perubahan sifat antara kovalen dan ionik seperti perubahan sifat logam dan non logam, juga seperti halnya sifat asam basa hidroksida dalam suatu perioda. Oleh karena itu ada senyawa yang sifat ionnya melemah dan sifat kovalennya menguat.

2.3  Isolasi Atau Pembuatan Logam Alkali
a.      Ekstraksi Logam Alkali
Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali tidak dapat diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak dapat dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam alkali merupakan pereduksi yang kuat.
Keberadaan natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, namun untuk mereduksi logam-logam alkali dalam air tidak dapat dilakukan karena logam-logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk basa kuat. Pada abad ke-19 H. Davy akahirnya dapat mengisolasi natrium dan kalium dengan melakukan elektrolisis terhadap lelehan garam KOH atau NaOH.  Dengan metode yang sama Davy berhasil mengisolasi Li dari Li2O. Kemudian Rb dan Cs ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi pada tahun 1860-1861 oleh Bunsen dan Kirchhoff. Sedangkan fransium ditemukan oleh Perey dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939.
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.
b.      Elektrolisis Litium
Gambar Lithium
Gambar Lithium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li­­­2SO4(aq) +  Na2CO3(aq) ―→ Li­­­2CO3(s) +  Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.
Li­­­2CO3(s) +  2HCl(aq) ―→  2LiCl +  H2O +  CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda :  Li+ +  e ―→ Li
Anoda  :   2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
c.       Elektrolisis Natrium
Gambar Logam Natrium
Gambar Logam Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda :  Na+ +  e ―→ Na
Anoda  :  2Cl‾ ―→  Cl2 +  2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→  Na + Cl2
d.      Metode reduksi
Gambar Logam Kalium
Gambar Logam Kalium
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi.
Gambar Logam sesium
Gambar Logam sesium
Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na  +  LCl ―→ L  +  NaCl            (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.
Gambar Logam Rubidium
Gambar Logam Rubidium.

2.4  Senyawaan dan Reaksi Logam Alkali Terbentuk
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.

Ø  Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
 
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.

Ø  Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M   +  O2 ―→  2L2O             (L = logam alkali)
 
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)

Ø  Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) +   H2(g) ―→ 2LH(s) (L =  logam alkali)

Ø  Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L  +  X2 ―→ 2LX            (L = logam alkali, X = halogen)
 
Ø  Reaksi dengan Senyawa
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl   +  H2
2L + 2NH3 ―→  LNH2 +  H2 L = logam alkali

2.5  Jenis Ikatan Logam Alkali
Jenis ikatan yang terjadi pada senyawaan alkali adalah ikatan ionik karena alkali merupakan unsur-unsur logam sehingga ketika berikatan dengan unsur nonlogam maka ikatannya ionik. Ikatan ionik adalah ikatan yang terjadi antara atom yang memiliki energi ionisasi kecil (atom-atom logam) dengan atom yang memiliki afinitas elektron besar (atom-atom nonlogam).

Selain itu, ikatan yang terjadi pada unsure unsure logam alkali sendiri terdapat ikatan logam. Perlu di ingat kembali bahwa unsure logam memiliki sedikit electron valensi. Oleh kaarena itu, kulit terluar unsure logam relative longgar ( terdapat banyak tempat kosong ), sehingga electron dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Mobilitas electron dalam logam sedemikian bebas, sehingga electron valensi logam mengalami delokalisasi, yaitu keadaan dimana electron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom lain. Electron electron valensi tersebut berbaur sehingga menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion ion positif logam di dalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ionion positif logam didalamnya. Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion ion positif yang di bungkus oleh awan atau lautan electron valensi.



BAB III
PENUTUP

Dari beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dalam sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na), potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain. Logam alkali juga memiliki kelimpahan di alam yang berbeda-beda, misalnya natrium yang merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.

Logam alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk logam alkali, dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki benyak peran dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di laboraratorium sebagai ilmu pengetahuan.



 


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimi Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta : Erlangga

Cotton, F. Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia

Petrucci Ralp H. 1992.  Kimia Dasar Prinsip dan terapan Modern Jilid 1.
Jakarta:Erlangga

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : Institut teknik Bandung