Selasa, 07 Januari 2014
Dan Hujan, Aku Merindukanmu :)
hey, kamu !
selamat menikmati hujan ..
hujan yang selalu membawa cerita untuk kita
kamu ingat ?
kita sering menerobos hujan, kalau sedang naik motor kesayanganmu
karena hujan kita jadi memakai jas hujan yang kebesaran itu
sering menunggu hujan reda dengan berteduh berdua
sering memanfaatkan hujan hanya untuk sekedar berbagi kehangatan
dan masih ingatkah kamu ?
kita pernah bertengkar di bawah hujan..
lucu ya ...
ah... aku selalu suka hujan
karena lewat hujan, aku bisa mengenang cerita kita ...
kamu suka hujan, Sayang ?
Download Bahan Ajar Hakikat Ilmu Kimia
Untuk pertama kali, kebanyakan orang akan beranggapan bahwa kimia itu beracun, berbahaya, mematikan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, tidaklah demikian. lmu kimia dipelajari untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia, menjadikan materi-materi yang dianugerahkan Tuhan menjadi lebih berguna. Dengan ilmu kimia pula kita mengetahui materi-materi yang berbahaya sehingga dapat memperlakukannya dengan lebih bijaksana. Pada hakikatnya, ilmu kimia dapat sebagai produk, proses, dan sikap. Perlu cara yang tepat untuk membelajarkan ini kepada siswa. Berikut ini bahan ajar Hakikat Ilmu Kimia.
Click here for download .
Semoga bermanfaat :)
Click here for download .
Semoga bermanfaat :)
Makalah Anorganik Alkali
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam Sistem Periodik Unsur,
unsur-unsur yang terletak pada golongan IA terdiri Hidrogen (H), litium(Li),
natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr). Kecuali
Hidrogen, unsure-unsur dalam golongan ini lebih dikenal dengan istilah
logam alkali. Dinamakan logam karena memiliki sifat-sifat logam seperti
mempunyai permukaan mengkilap serta mempunyai daya hantar panas dan listrik
yang baik. Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa
hidroksida yang bersifat alkali atau basa.
Dua jenis sifat dihubungkan dengan
keadaan logam. Sifat kimia, termasuk kemampuan untuk membentuk senyawa ionic
dengan unsure bukan logam, dihubungkan dengan sifat-sifat atom
seperti energi ionisasi yang rendah dan elektronegativitas yang rendah. Sifat
fisik, mencakup kekerasan, titik cair, dan kemampuan untuk menghantar panas dan
listrik, merupakan cerminan ikatan logam.
Atom-atom golongan IA, yang mempunyai electron valensi
tunggal yang agak mudah lepas, menunjukkan sifat kimia logam dengan
tingkat tertinggi. Pada saat yang sama, karena ukuran yang besar dan jumlah
electron valensi yang terbatas, ikatan antara atom-atom logam alkali tidak
sekuat ikatan dalam logam pada umumnya, yang menjadi penyebab nilai rapatan,
titik cair, dan kekerasan yang rendah.
Untuk lebih memperjelas ulasan
tentang sifat-sifat alkali secara umum yaitu sifat fisika maupun sifat kimia
dan juga akan mengenai cara isolasi alkali dari sumbernya, kelimpahan alkali di
alam, senyawaan alkali dan jenis ikatan yang terbentuk serta perananya dalam
kehidupan, maka dibuatlah makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Darimana
sumber dan kelimpahan unsur alkali di
alam?
b. Bagaimana
sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali?
c. Bagaimana
cara isolasi atau pembuatan logam alkali?
d. Bagaimana
senyawaan dan reaksi logam alkali terbentuk?
e. Bagaimana
jenis ikatan logam alkali yang terbentuk?
1.3
Tujuan
a. Untuk
mengetahui sumber dan kelimpahan unsur alkali di alam.
b. Untuk
mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali.
c. Untuk
mengetahui cara isolasi atau pembuatan logam alkali.
d. Untuk
mengetahui senyawaan dan reaksi logam alkali terbentuk.
e. Untuk
mengetahui jenis ikatan logam alkaki yang terbentuk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sumber
dan Kelimpahan di Alam
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan
larutan garam-garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut
utamanya. Jika air laut diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk
kristal. Selain air laut, sumber utama logam natrium dan kalium adalah deposit
mineral yang ditambang dari dalam tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl),
dan karnalit (KCl.MgCl.H2O). Mineral-mineral ini banyak ditemukan di
berbagai belahan bumi.
Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali
Tabel 3.7 Mineral Utama Logam Alkali
Unsur
|
Sumber Utama
|
Litium
|
Spodumen, LiAl(Si2O6)
|
Natrium
|
NaCl
|
Kalium
|
KCl
|
Rubidium
|
Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
|
Cesium
|
Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O
|
Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses
yang lama. Mineral Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan
garam-garam terlarut mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan
mineral Logam Alkali tersebut tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak
ditemukan tidak jauh dari pantai. Logam alkali lain diperoleh dari mineral
aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2.
Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh dari pollusit yang
sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium
bersifat radioaktif.
·
Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup
banyak di air laut , kerak bumi, dan komponen dari tumbuh-tumbuhan.
·
Li, Rb, Cs
terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
·
Fr jarang ditemukan karena merupakan
hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac dengan waktu 21
menit.
Keberadaan di alam
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak
terdapat di alam adalah senyawa natrium dan kalium. Unsur alkali yang paling
sedikit dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat radioaktif dengan
waktu 21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
Natrium terutama didapatkan pada air
laut dalam bentuk garam NaCl yang terlarut. Konsentrasi ion Na+ pada
air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga dibeberapa daerah sebagai
mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa NaCl, natrium tersebar di
kulit bumi sebagai natron (Na2C03.10H20),
kriolit (Na3AlF6), sendawa chili (NaNO3),
albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks
(Na2B4O7.1OH2).
Kalium terdapat dikulit bumi sebagai
mineral silvit (KCl), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O), sendawa
(KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2).
Dalam tumbuh-tumbuhan, kalium banyak terkandung sebagai garam oksalat dan
tatrat. Natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada tubuh makhluk
hidup. Pada tubuh manusia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+
berperan dalam menghantarkan konduksi saraf, serta dalam memelihara
keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada tumbuh-tumbuhan, ion K+ jauh
lebih penting dari pada ion Na+, sebab ion K+ merupakan
zat esensial untuk pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya
sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif lebih banyak daripada sesium
dan rubidium.
2.2
Sifat Fisika dan Sifat Kimia
a. Sifat Fisika
Unsur-unsur
golongan ini hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi
yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Contohnya logam natrium
yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini juga mengakibatkan makin
berkurangnya titik leleh dan titik didih unsur-unsur alkali.
Unsur-unsur
alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan reduktor dapat dilihat dari potensial
elektrode. Unsur-unsur alkali dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer
logam alkali dalam amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar
listrik yang lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama
dengan daya hantar logam murni.
Perhatikan
sifat-sifat fisika unsur-unsur alkali dalam Tabel 4.1.
b.
Sifat Kimia
Sifat kimia unsur-unsur alkali, adalah seperti berikut.
1.
Sangat Reaktif
Unsur-unsur alkali sangat reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain
karena mereka mudah melepaskan elektron terluarnya. Di udara, unsur-unsur ini
akan bereaksi dengan oksigen atau air. Oleh karena itu, unsur ini biasanya
disimpan dalam minyak tanah atau hidrokarbon yang inert. Unsur alkali
tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam
mineral yang larut dalam air, misal NaCl (natrium klorida). Unsur alkali
terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif (positif satu).
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi - reaksinya dengan
beberapa unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi membentuk hidrida
yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah -1 dan
bilangan oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan bahkan
beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida. Litium bahkan
dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida (Li3N).
Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, dengan
raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Beberapa reaksi
logam alkali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel.
Beberapa Reaksi Logam Alkali
|
|
Reaksi Umum
Keterangan
|
|
4M(s) + O2(g) ->2M2O(s)
2M(s) + O2(g) ->M2O2(s)
2M(s) + X2(g) ->2MX(s)
2M(s) + S(g) ->M2S(s)
2M(s) + 2H2O(g) ->2MOH(aq) +
H2(g)
2M(s) + H2(g) ->2MNH2(s) + H2(g)
6M(s) + N2(g) -> 2M3N(s)
|
jumlah oksigen terbatas dipanaskan di udara
dengan oksigen berlebihan.
Logam K
dapat membentuk superoksida (KO2).
X adalah
F, Cl, Br, Ireaksi dahsyat, kecuali Li
dengan
katalisator hanya Li yang dapat bereaksi
gas H2
kering (bebas air) reaksi dengan asam (H+) dahsyat
|
Logam alkali
dapat larut dalam ammonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk
senyawa amida.
Na(s) + NH3(l) ->NaNH2(s) + ½ H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan
menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam
alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api di atas permukaan air.
Dalam amonia yang sangat murni akan membentuk larutan
berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang tersolvasi (larutan
elektron).
2.
Sifat Logam
Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung
bertambah. Sifat ini terkait dengan kecenderungan atom unsur alkali melepas
elektron.
3.
Energi Ionisasi
Energi
ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas. Energi ionisasi
dalam satu golongan berhubungan erat dengan jari-jari atom. Jari-jari atom
pada golongan alkali dari Li ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan
pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar
jari-jari atomnya. Semakin besar jari-jari atom, maka daya tarik antara proton
dan elektron terluarnya semakin kecil. Sehingga energi ionisasinya pun semakin
kecil. Pada logam alkali yang memiliki satu elektron valensi ia akan
lebih mudah membentuk ion positif agar stabil dengan melepas satu elektron
tersebut. Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K manjadi K+
dan yang lainnya.
Jari-jari ionnya mempunyai ukuran
yang lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya, karena ion logam alkali
membentuk ion positif. Ion positif mempunyai jumlah elektron yang lebih sedikit
dibandingkan atomnya. Berkurangnya jumlah elektron menyebabkan daya tarik inti
terhadap lintasan elektron yang paling luar menjadi lebih kuat sehingga lintasan
elektron lebih tertarik ke arah inti.
c. Warna Nyala
Logam-logam alkali memberikan warna nyala yang khas, misalnya Li (merah),
Na (kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru/ungu).
d.
Kelarutan Garam Alkali
Kelarutan
garam alkali dalam air sangat besar sehingga sangat bermanfaat sebgai pereaksi
dalam laboratorium. Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana
ditunjukkan oleh seri natrium halide. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada
besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi hidrasi kation dan anion
bersama-sama dengan perubahan entropi yang bersangkutan
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.
Tambahan pula terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan kemiringan (slope) positif maupun negatif.
e. Sifat Asam & Sifat Basa
Senyawa LiCl memiliki kekuatan
ikatan ion lebih lemah dibanding NaCl, apalagi KCl yang ikatan ionnya lebih
kuat. Oleh karena itu dikatakan sifat ion LiCl lemah. Hal ini disebabkan letak
pasangan elektron ikatan (PEI) pada LiCl sedikit lebih menjauhi Cl dibanding
pada NaCl. Untuk KCl PEInya lebih rapat ke arah Cl. Perubahan sifat antara
kovalen dan ionik seperti perubahan sifat logam dan non logam, juga seperti halnya
sifat asam basa hidroksida dalam suatu perioda. Oleh karena itu ada senyawa
yang sifat ionnya melemah dan sifat kovalennya menguat.
2.3
Isolasi
Atau Pembuatan Logam Alkali
a.
Ekstraksi
Logam Alkali
Logam-logam
alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali tidak
dapat diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak
dapat dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam
alkali merupakan pereduksi yang kuat.
Keberadaan
natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, namun untuk mereduksi logam-logam
alkali dalam air tidak dapat dilakukan karena logam-logam alkali dapat bereaksi
dengan air membentuk basa kuat. Pada abad ke-19 H. Davy
akahirnya dapat mengisolasi natrium dan kalium dengan melakukan elektrolisis
terhadap lelehan garam KOH atau NaOH. Dengan metode yang sama Davy
berhasil mengisolasi Li dari Li2O. Kemudian Rb dan Cs ditemukan
sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi pada tahun 1860-1861 oleh Bunsen
dan Kirchhoff. Sedangkan fransium ditemukan oleh Perey
dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939.
Semua
logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh
karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik
lebur garam halidanya.
b.
Elektrolisis Litium
Gambar
Lithium
Sumber
logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3).
Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian ditambah H2SO4
pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang
terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini
kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini
terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq)
+ Na2CO3(aq)
―→ Li2CO3(s)
+ Na2SO4(aq)
Setelah
dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan
dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s)
+ 2HCl(aq)
―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl
ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena
titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses
elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda
: Li+ + e ―→ Li
Anoda
: 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama
elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan
bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami
reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan
yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk
proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju
anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
c.
Elektrolisis Natrium
Gambar
Logam Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan
CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2
bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini
dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi
atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+
bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan
ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada
proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan
NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda
: Na+ + e ―→ Na
Anoda
: 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Reaksi
elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2
d.
Metode reduksi
Gambar
Logam Kalium
Kalium,
rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena
logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan
garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan
sesium dilakukan melalui metode reduksi.
Gambar
Logam sesium
Proses
yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na
+ LCl ―→ L +
NaCl (L=
kalium, rubidium dan sesium)
Dari
reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar
kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk
padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke
arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.
Gambar Logam
Rubidium.
2.4
Senyawaan
dan Reaksi Logam Alkali Terbentuk
Logam alkali merupakan unsur logam
yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan
pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang
lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke
bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.
Ø Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi
antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan logam hidroksida.
Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat
sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa
paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air
adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l)
―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan
air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat
lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan rubidium
dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
Ø Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat
bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya
litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak tanah untuk
menghindari terjadinya kontak dengan udara.Litium merupakan satu-satunya unsur
alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini
disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang
dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi
antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida logam.
Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2
―→ 2L2O
(L = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida
yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia.
Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida, sedangkan
kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g)
―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g)
―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
Ø Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat
bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida
yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g)
―→ 2LH(s) (L = logam alkali)
Ø Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suaru
oksidator sedangkan logam alkali merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi
yang terjadi antara logam alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat.
Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 ―→
2LX (L
= logam alkali, X = halogen)
Ø Reaksi dengan Senyawa
Logam-logam alkali dapat bereaksi
dengan amoniak bila dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl +
H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2
+ H2 L = logam alkali
2.5
Jenis Ikatan Logam Alkali
Jenis ikatan yang terjadi pada
senyawaan alkali adalah ikatan ionik karena alkali merupakan unsur-unsur logam
sehingga ketika berikatan dengan unsur nonlogam maka ikatannya ionik. Ikatan
ionik adalah ikatan yang terjadi antara atom yang memiliki energi ionisasi
kecil (atom-atom logam) dengan atom yang memiliki afinitas elektron besar
(atom-atom nonlogam).
Selain itu, ikatan yang terjadi pada
unsure unsure logam alkali sendiri terdapat ikatan logam. Perlu di ingat
kembali bahwa unsure logam memiliki sedikit electron valensi. Oleh kaarena itu,
kulit terluar unsure logam relative longgar ( terdapat banyak tempat kosong ),
sehingga electron dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Mobilitas
electron dalam logam sedemikian bebas, sehingga electron valensi logam
mengalami delokalisasi, yaitu keadaan dimana electron valensi tersebut tidak
tetap posisinya pada satu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu
atom ke atom lain. Electron electron valensi tersebut berbaur sehingga
menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion ion positif logam di dalamnya.
Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ionion positif logam didalamnya.
Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion ion positif yang di bungkus
oleh awan atau lautan electron valensi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Dari
beberapa penjelasan yang telah dibahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dalam
sistim periodik logam alkali terdapat pada kolom pertama paling kiri sering
juga disebut dengan ”Golongan IA”, terdiri dari: lithium (Li), sodium (Na),
potassium (K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan francium (Fr). Disebut logam
alkali karena oksidanya dapat bereaksi dengan air menghasilkan larutan yang
bersifat basa (alkaline). Logam Alkali juga memiliki sifat-sifat fisika dan
kimia, seperti logam alkali berbentuk padatan kristalin, merupakan penghantar
panas dan listrik yang baik, merupakan reduktor paling kuat, mudah bereaksi
dengan air, sehingga logam harus disimpan dalam minyak tanah, dan lain-lain.
Logam alkali juga memiliki kelimpahan di alam yang berbeda-beda, misalnya
natrium yang merupakan unsur terbanyak yang ada di alam.
Logam
alkali ini juga dapat dibuat, baik melalui proses elektrolisis untuk logam
alkali, dan reduksi untuk senyawa alkali. Selain itu, logam alkali memiliki
benyak peran dalam kehidupan sehari-hari, baik dibidang industri maupun di
laboraratorium sebagai ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond. 2004. Kimi Dasar Konsep Konsep Inti. Jakarta : Erlangga
Cotton, F. Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas
Indonesia
Petrucci Ralp H. 1992. Kimia
Dasar Prinsip dan terapan Modern Jilid 1.
Jakarta:Erlangga
Syukri,
S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung :
Institut teknik Bandung
Langganan:
Postingan (Atom)